Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri Nunbena, Kab. Timor Tengah Selatan
Corona begitu perkasa dalam
mengendalikan aturan yang ada di dunia sekarang ini. Tidak ada suatu kuasapun
yang mampu menentang apa yang telah diciptakan oleh corona. Corona bagaikan
dalang yang mampu mengelola alur dan tokoh sesuai keinginannya. Tapi apakah corona
begitu kejam dan tidak memiliki dampak yang positif bagi kehidupan manusia dan
kelompok-kelompok sosial lainnya? Kita semua tahu, bahwa dengan adanya corona telah
terjadi pembatasan kehidupan sosial berskala besar di seluruh dunia. Dan dengan
itu maka corona menyebabkan dampak yang besar, bukan cuman dilingkungan
masyarakat, tapi juga semua bidang sektor pemerintahan. Pendidikan merupakan
salah satu sektor yang paling merasakan dampak kehadiran corona. Kita semua
masih ingat dimana pada saat munculnya corona, seluruh lembaga pendidikan harus
di hentikan aktifitasnya, demi menjaga keamanan
dan keselamatan dari semua warga pendidikan.
Dengan dihentikannya aktifitas
dibidang pendidikan, maka timbullah berbagai problematika pendidikan dalam
menerapkan pembelajaran yang serba terbatas. Lembaga pendidikan tetap dituntut
untuk bisa menciptakan sumber daya manusia yang bermutu yang siap digunakan
dilingkungan yang bersifat global. Akan tetapi corona membatasi lembaga
pendidikan dalam mengembangkan mutu setiap peserta didik secara akademik yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Bagaimana lembaga pendidikan mampu
mengembangkan potensi peserta didik yang sedang dirumahkan? Bagaimana lembaga
pendidikan mampu melakukan sistem pembelajaran yang bisa menjawab kebutuhan
global, sedangkan keadaan tidak mengijinkan untuk pembekalan secara langsung
dengan sistem tatap muka? Bagaimana mungkin lembaga pendidikan mampu merubah
etika dan moral peserta didik sesuai dengan kehidupan masyarakat umum, kalau
semua itu tidak bisa dilakukan dengan pembimbingan secara terstruktur? Inilah yang
menjadi problematika dunia pendidikan sekarang ini. Oleh sebab itu seluruh
lembaga pendidikan sekarang ini mulai melakukan perubahan sistem pembelajaran, lembaga
pendidikan harus mampu berinovasi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat pendidikan. Lembaga pendidikan bukan lagi berfungsi sebagai tempat
berkumpul masyarakat intelektual dalam mencari dan mengembangkan pola pikir,
akan tetapi lembaga pendidikan harus berpikir lebih dari pada itu.
Di era yang baru ini lembaga
pendidikan diwajibkan mampu menyiapkan tenaga-tenaga pendidik yang memiliki
kemampuan untuk berevolusi sesuai dengan keadaan yang ada. Pembelajaran yang
biasa dilakukan secara tatap muka langsung, harus dirubah dengan tatap muka
terbatas, yang dimana setiap pendidik harus mampu mengekspresikan setiap
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi sebagai media penyampaian informasi
bagi peserta didik. Dengan pemberdayaan teknologi dalam sistem pendidikan, maka
pendidikan tidak lagi bisa dibatasi baik ruang maupun waktu. Dengan adanya sistem
pendidikan seperti ini, maka cita-cita semua masyarakat pendidikan mengenai
merdeka belajar dapat tercapai. Hal ini dikarenakan, setiap pendidik mampu
mengelola bentuk dan model pembelajaran sesuai dengan apa yang diinginkan tampa
dibatasi dengan sistem pendidikan yang monoton dan membosankan. Dengan
pengembangan pembelajaran menggunakan pemberdayaan teknologi, maka para
pendidik mampu menciptakan kelas maya yang bisa diikuti oleh semua siswa tampa
harus ada diwaktu dan tempat yang bersamaan.
Dengan pembelajaran yang seperti
ini, mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, karena
siswa tidak hanya di perhadapkan pada penyerapan dan pemahaman terhadap
informasi yang diberikan, akan tetapi siswa juga diajak berekreasi dalam ruang
yang berbeda dari apa yang selama ini mereka rasakan. Dapat kita lihat dalam
sistem pendidikan sekarang ini yang semuanya dilakukan dengan menggunakan
pengembangan teknologi sebagai media penyampaian pembelajaran. Siswa yang
biasanya tidak aktif dalam ruang kelas dan malu berinteraksi pada saat jam
pembelajaran, menjadi aktif karena dia tidak merasa canggung atau malu dalam
mengungkapkan berbagai pikirannya kepada pendidik mengenai materi yang sedang
dipelajari. Siswa juga bisa menciptakan dunia konsultasi tampa batas dengan
pendidik tampa harus susah-susah membuat janji dengan pendidik terlebih dahulu.
Selain itu pendidik juga lebih leluasa dan elegan dalam menyikapi setiap
keperluan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan, karena setiap
jawaban yang disampaikan oleh pendidik akan diserap oleh peserta didik secara
berulang sampai ia merasa puas dengan apa yang ia harapkan.
Corona telah merubah segala nya,
dalam dunia pendidikan sangat terasa dampaknya. Dengan sistem yang telah
berubah maka para pendidik dipacu untuk bisa berinovasi dalam mengembangkan
model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dan
inilah yang dinamakan merdeka belajar. Berinovasi merupakan hal yang wajar dan
harus dilakukan oleh semua pendidik, karena dengan berinovasi maka para
pendidik akan memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang lebih
dibutuhkan oleh peserta didik di jaman yang semakin modern ini. Jadi apakah corona
membawa duka atau membawa inspirasi bagi dunia pendidikan? Semua itu kembali
pada pribadi masing-masing. Tetapi sebagai jiwa-jiwa pendidikan yang peduli
akan kemajuan pola pikir, maka kita wajib berinovasi demi tercapainya
pembentukan karakter dan pola pikir yang kreatif, inovatif dan siap bersaing di
era globalisasi ini.
No comments: