Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dalam perubahan peradaban manusia. Perubahan tersebut sifatnya bertahap dan memerlukan waktu yang cukup lama. Telah banyak perkembangan dan kemajuan di segala bidang yang disebabkan oleh adanya pendidikan. Tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan dilihat dari mutu pembelajaran yang merupakan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Pendidikan agama Kristen (PAK) adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebenaran. Pendidikan agama Kristen berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan iman keagamaan melalui kehidupan sehari-hari, dengan menghormati atau menghargai agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama di masyarakat. PAK yang berdasar pada Alkitab mampu mendongkrak dan menumbuhkan iman Kristen melalui pengajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran PAK merupakan acuan atau titik dasar, titik tumpuan dan titik tolak dalam pencapaian tujuan Pendidikan Agama Kristen di sekolah.
Pendidikan Agama Kristen yang di selenggarakan di sekolah jika dilaksanakan dengan suatu landasan yang benar yaitu untuk kemuliaan Tuhan, maka dalam pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan tepat pada tujuan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan PAK adalah mengajarkan tentang kerajaan Allah dan nilai-nilai Kristiani melalui Yesus Kristus dan karya-karya-Nya bagi seluruh umat manusia. Pertumbuhan iman siswa yang signifikan kepada Tuhan Yesus merupakan dambaan setiap orang tua dalam kehidupannya sehingga banyak usaha yang ditempuh untuk membentuk dan membangun iman tersebut.
Peran utama seorang guru adalah mengajar, membimbing dan mendidik, maka kehadiran seorang guru tidak hanya sebatas profesi namun harus menyadari tugas dan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh.
Guru yang menyadari tanggung jawabnya akan melaksanakan tugas dengan sungguh bukan untuk mencari keuntungan materi maupun non-materi, melainkan untuk pelayanan yang menempatkan posisinya di bawah kontrol Kristus sebagai Sang guru Agung. Ia memimpin namun juga dipimpin oleh Pemimpin Agung, yang berdasarkan karakter yang baik dan teruji.
Seorang guru adalah wakil Allah, maka ia harus memiliki karakter Kristus yang dapat diteladani, karena guru adalah yang diguguh dan ditiru. Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah pembaharuan diri secara holistik (menyeluruh) karena akan berdampak pada pembaharuan karakter siswa. Seorang guru hamba Tuhan tidak melakukan tugas dan tanggungjawab diluar salib Kristus sebagai dasar pengabdian dan pelayanan.
Profesi seorang guru adalah tugas yang sangat mulia, karena bertanggungjawab membentuk, membina dan mendidik seseorang murid sampai pada tahap kedewasaan iman dan berkarakter Kristus. Seorang guru harus memiliki komitmen dan kesadaran penuh yang bertanggungjawab dalam mengemban tugas dan panggilannya, sehingga dapat menjadi teladan melalui sikap atau karakter.
Fakta di lapangan dapat memberikan catatan penting bagi Pendidikan Agama Kristen, bahwa terdapat guru Agama Kristen yang melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang pengajar sebatas kegiatan rutinitas, sehingga mengabaikan panggilan yang mulia yaitu memberikan pengajaran disertai dengan rasa kepedulian atau keterpanggilan sebagai seorang guru yang siap untuk melayani. Dengan adanya guru yang belum mengenali profesinya sebagai sebuah panggilan dan tugas utama dalam melayani, maka akan mengakibatkan guru kurang maksimal dalam mengajar. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan kinerja seorang guru sebagai pelaksana pembelajaran di sekolah. Guru tidak lagi memiliki dampak dan wibawa sebagai pribadi yang harus diguguh atau ditiru yang akan berdampak kepada penurunan prestasi belajar siswa dan pada mutu pendidikan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, Andar Ismail mengatakan bahwa “Mendidik bukan sekedar pekerjaan. Mendidik adalah ajakan Allah untuk bekerja sama; kita menabur benih dan Allah yang menumbuhkan. Allah mengajak kita bekerja sama dalam proyek yang maha penting ini. Kalau tidak ada yang menabur benih di tanah, bagaimana benih itu bisa tumbuh dengan subur. Kalau tidak ada penabur yang menabur dalam diri nara didik, bagaimana manusia bisa bertumbuh menjadi insan yang beriman, berilmu dan berpelayanan. Sebab itu dunia memerlukan penabur-penabur yang mau menaburkan kasih rahmat Tuhan.
Profil Penulis:
Guru Agama Kristen di SMA PGRI Mnelalete dan juga Pegiat Literasi di TBM Cendekiawan Soe, Kab. Timor Tengah Selatan.
No comments: