Membungkus diri dibawah rintik hujan
Bertekad beradaptasi dengan beribu insan
Meninggalkan keluarga, serta meluangkan waktu demi anak bangsa.
Diam dalam sujud kepada Sang pemilik hikmat
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntun para insan menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajah namun semangat juang tak pernah pudar.
Sungguh besar jasamu
Kini penaku menari di atas kertas
Menuliskan rasa terima kasihku
Namun tak cukup untuk ku tuliskan.
Dosenku...
Kini kau telah pergi dan takkan kembali lagi
Kami tak tahu bagaimana membalas segala perjuanganmu
Kami telah mendapatkan ilmu yang berguna darimu, kelak akan kami jadikan pedoman hidup.
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi muda
Terima kasih kami ucapkan untukmu bapak
Dari kami anak bahasa dan sastra Indonesia
Kau adalah orang tua kedua dari kami.
Terima kasih Bapak Dosen untuk segala jasamu
Semua yang kau beri sungguh berharga
Segala jasamu tak dapat kami balas namun akan bersejarah dan dikenang sepanjang masa.
Selamat jalan pejuang hebat tanpa jasa
Sampai jumpa dikeabadian Bapa di Sorga.
Kami mencintai dan mengasihimu.
Terima kasih, Ibu! Beliau adalah mantan Guru dan wali kelas saya semasa kelas satu SGO dahulu. Pak Theo Eban Ola adalah salah seorang yang telah membentuk saya menjadi seperti sekarang ini.
ReplyDeleteSelamat jalan Guru hebat!
Terima kasih juga Bapak Dosen karena sudah membaca puisi ini🙏
DeleteJasa selalu tak dapat dilihat, jasa hanya dapat dinikmati dan dirasakan oleh yang menerimanya
ReplyDeleteSeorang sopir memberikan jasanya dengan mengantarkan para penumpangnya tiba di tujuan dengan selamat. Dia berjasa. Seorang sopir saja telah berjasa apalagi seorang dosen mengantar mahasiswa yang banyak agar memiliki pengetahuan, dan bila akhirnya sang dosen meninggal, ia telah meninggalkan jasa pada para mahasiswa. Maka, dia menjadi pahlawan dengan jasa yang terasakan