Siul burung riuh bersenandung
Di Timur perlahan memerah.
Pucuk-pucuk tumbuh segar
Sungguh indah Sang Maha Indah
menjadikan semuanya sempurna.
Sambil menyapu debu jalanan
Dengan ukuran kaki celana
agak sedikit melebar
Kurang menakjubkan
Pun enggan dikunjungi
bola mata.
Kedua anak kaki melintas
Tepi jalan negara
Beralas sepatu bermerek Caterpillar berbahan dasar
kulit binatang rupanya.
Anak langkahnya bergantian
Satu demi satu beriringan
Menari-nari tanpa musik
Hanya bising kuda besi yang meliuk-liuk di jalanan
Jalannya tidak begitu tegak
Dia seorang lelaki biasa
Berpostur kurang menarik.
Agak membungkuk badan
Menunduk sembari mengatur langkah kakinya berjalan
Seperti orang cacat layaknya.
Terlihat lugu tetapi luhur
Nampak dari laku pula tutur
Dari jiwanya yang transparan
Seperempat abad usia berjalan.
Datang walau tak dibutuhkan
Pergi pun tak terlalu kejauhan
Pun tak hilang di pandang
Atau telat datang.
Mengantisipasi diri
Kapan tempo dibutuhkan
Siang ataupun malam hari
Bahkan tiap saat dan keadaan.
Seperti udara layaknya
Selaras dengan senyum yang terpapar dari wajahnya
Berkeliaran bebas tanpa batas.
Dibutuhkan atau tidak pun
ada selalu, tak sesekali melawan atau menolak panggilan.
Tak seperti sang TUAN
Mengabaikan panggilan
Jelata yang berharap jika
dapat suaranya didengarkan.
Lelaki itu terus mengayun langkahnya lebih cepat berganti
sesekali melemparkan bola matanya menikmati pemandangan alam yang maha luas.
Daun-daun berguguran
Langkah mulai perlahan
Segala penjuru menagak
Isi kepala mulai berbisik sajak-sajak lahir
Tetaf, 31 Juli 2022
No comments: