Cerita Unik di Kampung Amarasi (Oleh: Merdana S. Ora)


Pada hari Selasa tanggal 22 Februari 2022, kami sekelompok kecil melakukan perjalanan ke kampung halaman tercinta Nekmese, Amarasi selatan, Kabupaten Kupang. Kami berangkat dengan tujuan melakukan kegiatan sosialisasi penjaringan mahasiswa baru pada kampus Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 NTT. Kami berjumlah 10 orang yang berasal dari Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Hukum yang di antaranya 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

Sebelum berangkat kami bersepakat di hari sebelumnya untuk mematangkan apa yang akan kami lakukan dan juga bekal bagi adik-adik di kampung Amarasi. Kami juga bersepakat akan mengunjungi 3 tempat yakni SMA Negeri 2 Amarasi Selatan, PPA  IO-600 Manekat dan teman-teman pemuda Jemaat Ebenheizer Bimous. Setelah menyepakati 3 tempat ini, saya sebagai ketua team meminta persetujuan dari bapak/ibu dosen via pesan WhatsApp dan Puji Tuhan mereka merespon saya dengan baik dan akhirnya saya melanjutkan hasil persetujuan kepada anggota-anggota saya dan mengambil surat Izin dan surat tugas dari kampus lalu kami menyepakati waktu untuk berangkat. Waktu yang kami sepakati bersama adalah pukul 08.30 pagi kami harus star dari Kupang karena dari kupang ke kampung Amarasi membutuhkan waktu 1 Jam 30 menit, namun dengan kondisi yang tidak mendukung maka kami sedikit molor hingga pukul 09.25 menit baru kami berangkat.

Dalam perjalanan kami, banyak hal yang kami temui yang membuat saya sempat khawatir bahkan ada hal yang begitu bersejarah dan menyenangkan juga. Mulai dari star saya dan teman saya sempat dapat tilang karena saya tidak menggunakan Helm hingga SIM yang dia miliki di ambil oleh polisi. Hal sekecil itu membuat saya mulai takut dan merasa gelisah. Perjalanan panjang telah kami lewati hingga tiba di pertengahan antara Kupang dan Amarasi yakni Oesao kami beristirahat sejenak menunggu beberapa teman dari team yang akan bersama  karena rumah mereka di bagian Oesao. Sambil menunggu ada yang pergi membeli sirih-pinang untuk makan sebagai pengganti gula-gula dalam perjalanan dan itupun merupakan tradisi orang Timor turun temurun. Setelah mereka kembali dan teman yang kami tunggu tiba kami segera melanjutkan perjalanan.

Sepanjang jalan ada banyak kisah alam yang kami temui, ada banyak tumbuhan hijau yang menghiasi pandangan mata kami hingga tiba di Amarasi. Setelah tiba di sana kami langsung menuju tempat kegiatan, yakni di SMA Negeri 2 Amarasi selatan. Sebelum kami masuk ke dalam lokasi sekolah juga dalam ruang guru, kami berhenti sejenak di samping jalan raya dan memantapkan persiapan sosialisasi kami lalu kami melangkah ke lokasi  sekolah hingga ruang guru. Setelah tiba di dalam ruang guru kami duduk dan menyampaikan maksud dan tujuan kami lalu saya mengisi buku tamu kemudian kami saling tanya jawab tantang keadaan kota, keadaan kampus dan juga keadaan kampong. Setelah itu kami di beri kesempatan untuk bertemu dengan adik-adik kelas 3 IPA & IPS untuk melakukan kegiatan sosialisasi. Setelah kegiatan itu selesai kami foto bersama dan juga mengikuti apel pulang bersama bapak/ibu guru serta adik-adik semua. Setelah makan sinag, kami lanjutkan kegiatan kami  di PPA.

Setibanya disana saya bersama anggota team masuk dan menyampaikan maksud dan tujuan kami, dan setelah itu kami  memperkanalkan diri kepada bapak/ibu pengelola dan adik-adik di PPA IO-600 Manekat. Setelah kami perkenalan diri, kami minta waktu untuk bercerita dengan adik-adik PPA pada hari Rabu 23 Februari 2022, karena kami harus lanjut ke teman-teman pemuda Jemaat Ebenheizer. Dari lokasi PPA, kami akan menuju ke Bimous, namun dalam perjalanan kami menyepatkan diri untuk mengabadikan keindahan alam semesta di taman wisata Fatubraun. Di sana teman-teman yang baru pertama kali mengunjungi tempat itu, melihat keindahan tempat itu dan foto-foto bersama lalu kami kembali melanjutkan perjalanan ke Bimous. Perjalanan panjang menanti di depan karena baru pertama kali mereka ke Amarasi dan mungkin karena cape juga karena kehujanan di jalan maka ada yang mengeluh, ada juga yang sempat menyerah dan ingin balik pulang. Melihat keadaan itu saya sebagai ketua team merasa tidak tenang dengan teman-teman, namun puji Tuhan kami bisa tiba di Bimous.

Sebelum tiba di tempat kegiatan ada teman kami yang celaka akibat kehujanan, gelap dan ada lubang yang tak sempat mereka lihat. Kami makin panik dan takut karena sudah malam, kami juga dalam keadaan basah karena hujan namun bukan jadi alasan tuk tidak melakukan tugas tapi dalam keadaan yang tidak mendukung sekalipun malam itu kami tetap melakukan kegiatan sosialisasi hingga selesai.
Setelah kegiatan itu, saya dan 2 orang anggota team saya menginap di keluarga karena hujan, 1 orang kembali ke Fatukanutu, 1 orang ke Pukdale, 1 orang ke Camplong dan 4 orang lainnya kembali kupang.

Keesokan harinya karena masih ada satu tempat maka apapun yang terjadi harus kembali ke Nekmese untuk lanjut kegiatan. Hujan yang begitu deras namun saya dan 2 orang teman tanpa pelindung kembali ke Nekmese, juga teman yang dari Fatukanutu dan Camplong pun demikian. Sedangkan 5 anggota team lainnya tidak kembali karena kondisi dan keadaan sama sekali tidak bersahabat. Setelah kami tiba di rumah Nekmese kami berhenti sebentar dan lanjut ke lokasi PPA. Setelah selesai kegiatan sosialisasi di PPA kami minum bersama dengan para mentor, tutor dan star inti bercerita bersama lalu kembali ke rumah untuk istirahat karena sudah malam. Sedangkan ada seorang anggota team yang langsung kembali ke Camplong.

Perjalanan yang begitu panjang di sertai dengan cuaca, kondisi dan keadaan yang berbeda-beda dalam beribu rasa dan warna yang menjadi sebuah pelajaran bagi kami. Kami bisa belajar bahwa hidup ini ada dalam lintasan yang panjang.

Hidup ini penuh dengan beragam rasa dan warna.

Hidup tak semudah membalik telapak tangan tapi butuh perjuangan, kerja keras, orang lain dan kerja sama. Suka duka di temui untuk hidup jadi berarti.

Jalan yang panjang di depan akan di capai apabila kaki di langkahkan dengan semangat dan tangan di ayunkan dengan cinta.

Perjuangan akan terasa nyaman apabila doa, kesabaran dan keyakinan ada pada diri kita.
Ada masa depan yang indah menanti di puncak perjuangan namun membutuhkan usaha kita. Usaha yang di lakukan tak semudah mendaki puncak Fatubraun tapi akan ada tangga-tangga rasa yang memberikan kita pilihan maju atau mundur.

Kesempatan untuk melakukan sesuatu itu hadir cuman satu kali dan akan ada yang datang juga namun akan ada dalam suasana yang berbeda. Maka selagi masih ada waktu jangan sia-siakan. Sepahit apapun rasa yang akan kita temui percaya akan ada kebaikan yang menanti kita.

Pengalaman di kampung  Amarasi mungkin tak akan terulang lagi bahkan di rindukan oleh orang lain.
Bersykur bagi kita yang sempat berkarya di kesempatan itu.

Perjuangan itu adalah fondasi kita untuk bisa berkarya lagi di waktu dan tempat yang di sediakan Sang Pencipta.

Setiap tenaga yang terkuras waktu yang terpakai keringat yang tertetes keluar akan menjadi buah yang manis kelak.

Team TIROSA (Tri, Nova, Wilma, Refin, Gusti, Abner, Selmy, Kinenty,  Guet,Yus"  adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi adik-adik di kampung Amarasi  yang telah di pilih dan di panggil Tuhan menuju rumah belajar UPG 1945 NTT.

Semua yang kami lakukan bukan karena kami bisa tapi karena tuntunan dan hikmat dari Tuhan.

Setiap keterbatasan kami adalah pelajaran untuk kami bisa merubah menjadi lebih baik di hari depan.
Mari bangkit bersama dalam team "TIROSA" seia, sekata bersama berjuang untuk masa depan kita dan melakukan karya-karya yang menjadi berkat untuk orang lain.

Amarasi akan bersejarah sepanjang masa karena jalan jauh, kehujanan 2 hari dan tiba kembali di Kupang dengan keadaan letih dan lesu.

Terima kasih Tuhan atas semua yang telah Engkau Anugerahkan kepada kami. Dengan rasa bangga dan bahagia juga kami, team TIROSA mengucapkan terima kepada  Universitas Persatuan Guru  (UPG) 1945 NTT, SMA Negeri 2 Nekmese Amarasi Selatan, PPA IO-600 Manekat, teman-teman pemuda Jemaat Ebenheizer Bimous dan terima kasih untuk diri sendiri yang masih bertahan sejauh ini.

Salam kompak….salam kasih.
Uisneno nok kit ok-oke tua.
 
Kupang, 02 Maret 2022.

Cerita Unik di Kampung Amarasi (Oleh: Merdana S. Ora) Cerita Unik di Kampung Amarasi (Oleh: Merdana S. Ora) Reviewed by Sahabat Penulis on March 02, 2022 Rating: 5

2 comments:

  1. Bagus. Tapi Ibu Guru harus perhatikan mana kata depan dan mana awalan. Dalam tulisan ini banyak tertukar-tukar. Harusnya sebagai awalan dibuat seperti kata depan dan sebaliknya. TĂ©litilah dalam menulis.

    Teruslah cerdaskan pembaca!

    ReplyDelete
  2. Terima kasih untuk koreksinya Bapak!
    Siap di perbaiki🙏

    ReplyDelete

Powered by Blogger.