Manusia Jadul Berjiwa Moderen

Oleh : Semuel Radja Pono, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri Nunbena, Kab. Timor Tengah Selatan

Zaman menggambarkan masyarakatnya, setiap orang dibentuk sesuai karakter zaman. Masi terbayang dalam pikiran dan perasaan pada era dua puluh tahun yang lalu, apa yang biasa dimainkan anak-anak jaman itu, canda tawa bisa terlihat jelas dari interaksi yang dilakukan. Permainan diciptakan dari peralatan yang didapatkan dari lingkungan sekitar. Para bocah laki-laki selalu bermain kalereng, mendorong ban bekas sebagai pengisi kekosongan waktu setelah sekolah dan bekerja, sedangkan anak perempuan selalu bergelut dengan permaianan sandiwara yang di bingkai dari boneka kulit jagung dan daun-daun sebagai bahan masakannya.  Dikala sore hari canda anak-anak penggembala beriringan kesungai untuk memberi minum ternak sekaligus membersihkan badan. Mereka semua telah menjadi tokoh protagonis dalam mengisi sandiwara zaman itu.


Masi terngian disaat hari raya datang, selalu disambut dengan antusias yang tak bisa digambarkan. Anak-anak bahkan sampai orang dewasa menyiapkan semuanya, bagai menantikan sepasang mempelai yang akan masuk kampung. Pada saat itu semua rumah tangga sibuk menanti kunjungan dari para kerabat, dan yang paling menyenangkan para kerabat selalu datang bersama-sama tampa menggunakan kendaraan, tetapi jalan kaki bersama adalah media kebersamaan mereka. Semua nya dilakukan dengan canda tawa yang ceria, zaman dulu mengikat kehidupan sosial yang tinggi, dan gotong royong masi menjadi symbol kebersamaan. Katidak hadiran teman, sahabat atau tetangga terdekat dalam keseharian dianggap kemalangan yang menyesakan kehidupan seseorang di lingkungan masyarakat.


Semua itu secara perlahan mulai berubah, kehidupan moderen telah merenggut semuanya. Konteks kesederhanaan yang selalu dipegang oleh masyarakat di rubah dengan pola hidup yang selalu memerlukan bantuan dari alat-alat moderen dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan. Pekerjaan yang dahulu diperlukan kerja sama masyarakat untuk menyelesaikannya, sekarang tidak lagi. Pekerjaan itu bisa dilakukan oleh satu dua orang dengan menggunakan alat yang canggih dan dapat dikerjakan dengan waktu yang singkat.


Kebersamaan hilang, rasa saling memerlukan satu dengan yang lainnya punah, semuanya terjadi karena perkembangan zaman dan gaya hidup yang keras sesuai dengan persaingan zaman yang beredar. Hal ini juga terjadi pada dunia pendidikan, berkembang dan berevolusi menjadi tantangan sendiri bagi dunia pendidikan. Pendidikan zaman dulu hanya menggunakan media apa adanya, dan dimana guru menjadi satu-satunya sumber penyampaian informasi ilmu pendidikan. Sekarang tidak lagi, dimana dunia pendidikan sudah masuk pada ranah yang sangat tinggi sehingga menuntut semua masyarakat pendidikan baik itu lembaga pendidikan, guru maupun siswa harus mampu beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi.


Pada zaman dahulu guru memberikan apa yang dimiliki untuk dipahami oleh seluruh siswa sebagai satu-satunya sumber keilmuan, tapi pada zaman sekarang guru bukan berfungsi sebagai satu-satu nya sumber penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi guru sudah beralih sebagai mentor dan director. Dimana guru harus bisa membimbing dan mengarahkan siswa menuju ke konteks keilmuan yang ingin dipelajari, dan disanalah siswa mampu menemukan dan memecahkan permasalahan keilmuan yang akan ia pelajari.


Dunia pendidikan telah diisi dengan berbagai sumber belajar, solusi menemukan ilmu pendidikan sudah disiapkan oleh dunia moderen. Guru tidak lagi bersusah-susah berceramah tentang apa yang akan dipelajari kepada siswa, karena siswa juga sudah belajar apa yang guru belajar, google menjadi pembeda untuk zaman dahulu dan zaman sekarang. Inilah yang menjadi problematika guru di era moderen ini. Dengan berkembangnya dunia maka berkembang pula pola edukasi disemua jenjang pendidikan. Yang menjadi pertanyaannya apakah guru hanya akan berserah dengan keadaan zaman yang ada?


Tentu saja tidak, kita tahu bahwa sebagian besar guru yang ada sekarang ini adalah guru yang berasal dari zaman umar bakre, atau dengan kata lain mereka sudah ada sebelum zaman ini berubah, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah guru merupakan super power yang ada dalam dunia pendidikan. Dimana guru selalu diperhadapkan dengan zaman yang berbeda, tetapi guru harus mampu berevolusi sesuai dengan kebutuhan zaman. Sebagai guru berevolusi adalah hal yang positif, dimana guru tidak boleh merasa nyaman dengan keadaannya akan tetapi guru harus bisa keluar dari sona nyaman yang ada. Hal ini akan membantu guru untuk bisa berkembang sesuai zaman yang di butuhkan.


Zaman boleh berubah, tapi guru akan tetap menjadi bagian dalam pengembangan dunia pendidikan. Hal inilah yang harus menjadi moto dan tolak ukur semua guru. Guru tidak bisa dinilai dari zaman tapi guru akan dinilai dari kompetensi yang dimiliki. Sangat susah kalua guru tidak mau berubah dari zaman nya ke zaman yang sedang berkembang, karena segala pengembangan pendidikan dilakukan dengan progres perkembangan zaman. Guru dulu harus mampu mengumpulkan referensi ilmu dari buku-buku yang minim, bahkan yang lebih ironinya guru di pedalaman hanya memiliki satu atau dua buku yang dijadikan referensi. Akan tetapi zaman telah merubah itu semua. Ilmu ada dimana-mana, semua hanya membutuhkan kemauan dan kemampuan dalam mengelola teknologi untuk memiliki apa yang selama ini tidak dimiliki.


Pemerintah telah membangun jalan untuk memodernisasi guru, segala program dan kegiatan dilakukan hanya untuk memajukan mutu guru demi menciptakan SDM yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh zaman. System belajar selalu dilakukan revisi, dari system belajar dalam kelas di buat system belajar di dunia maya. Hal ini dilakukan hanya untuk memacu para guru bisa menjadi manusia moderen yang siap membimbing dan menghasilkan penerus-penerus bangsa yang moderen pula.


Program pemerintah untuk menciptakan dunia merdeka belajar merupakan hal yang nyata. Dimana guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang tidak kaku dan tidak terikat pada aturan yang semu, tetapi guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan media yang dapat di akses oleh seluruh siswa dimanapun berada. Tidak ada lagi siswa yang ketinggalan pelajaran karena sakit, tidak ada lagi siswa yang tidak mendapatkan pelajaran karena guru berhalangan masuk sekolah. Guru bisa membangun pembelajaran dengan memanfaatkan fiture-fiture myang ada di zaman ini untuk membentuk pendidikan lebih moderen. Pembelajaran tidak bisa dibatasi dengan ruang dan waktu, dengan semangat guru maka semua itu dapat dicapai. Guru memang diciptakan di zaman dulu tapi memiliki karakter jiwa yang moderen. Banggalah jadi guru, karena ditangan mu ada pemahat masa depan yang sedang diukir.



Manusia Jadul Berjiwa Moderen Manusia Jadul Berjiwa Moderen Reviewed by Sahabat Penulis on April 20, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.