Zaman menggambarkan masyarakatnya, setiap orang dibentuk sesuai karakter zaman. Masi terbayang dalam pikiran dan perasaan pada era dua puluh tahun yang lalu, apa yang biasa dimainkan anak-anak jaman itu, canda tawa bisa terlihat jelas dari interaksi yang dilakukan. Permainan diciptakan dari peralatan yang didapatkan dari lingkungan sekitar. Para bocah laki-laki selalu bermain kalereng, mendorong ban bekas sebagai pengisi kekosongan waktu setelah sekolah dan bekerja, sedangkan anak perempuan selalu bergelut dengan permaianan sandiwara yang di bingkai dari boneka kulit jagung dan daun-daun sebagai bahan masakannya. Dikala sore hari canda anak-anak penggembala beriringan kesungai untuk memberi minum ternak sekaligus membersihkan badan. Mereka semua telah menjadi tokoh protagonis dalam mengisi sandiwara zaman itu.
Masi
terngian disaat hari raya datang, selalu disambut dengan antusias yang tak bisa
digambarkan. Anak-anak bahkan sampai orang dewasa menyiapkan semuanya, bagai
menantikan sepasang mempelai yang akan masuk kampung. Pada saat itu semua rumah
tangga sibuk menanti kunjungan dari para kerabat, dan yang paling menyenangkan
para kerabat selalu datang bersama-sama tampa menggunakan kendaraan, tetapi
jalan kaki bersama adalah media kebersamaan mereka. Semua nya dilakukan dengan
canda tawa yang ceria, zaman dulu mengikat kehidupan sosial yang tinggi, dan
gotong royong masi menjadi symbol kebersamaan. Katidak hadiran teman, sahabat atau
tetangga terdekat dalam keseharian dianggap kemalangan yang menyesakan
kehidupan seseorang di lingkungan masyarakat.
Semua itu
secara perlahan mulai berubah, kehidupan moderen telah merenggut semuanya.
Konteks kesederhanaan yang selalu dipegang oleh masyarakat di rubah dengan pola
hidup yang selalu memerlukan bantuan dari alat-alat moderen dengan tujuan untuk
mempermudah dan mempercepat pekerjaan. Pekerjaan yang dahulu diperlukan kerja
sama masyarakat untuk menyelesaikannya, sekarang tidak lagi. Pekerjaan itu bisa
dilakukan oleh satu dua orang dengan menggunakan alat yang canggih dan dapat
dikerjakan dengan waktu yang singkat.
Kebersamaan
hilang, rasa saling memerlukan satu dengan yang lainnya punah, semuanya terjadi
karena perkembangan zaman dan gaya hidup yang keras sesuai dengan persaingan
zaman yang beredar. Hal ini juga terjadi pada dunia pendidikan, berkembang dan
berevolusi menjadi tantangan sendiri bagi dunia pendidikan. Pendidikan zaman
dulu hanya menggunakan media apa adanya, dan dimana guru menjadi satu-satunya
sumber penyampaian informasi ilmu pendidikan. Sekarang tidak lagi, dimana dunia
pendidikan sudah masuk pada ranah yang sangat tinggi sehingga menuntut semua
masyarakat pendidikan baik itu lembaga pendidikan, guru maupun siswa harus mampu
beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi.
Pada
zaman dahulu guru memberikan apa yang dimiliki untuk dipahami oleh seluruh
siswa sebagai satu-satunya sumber keilmuan, tapi pada zaman sekarang guru bukan
berfungsi sebagai satu-satu nya sumber penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi
guru sudah beralih sebagai mentor dan director. Dimana guru harus bisa
membimbing dan mengarahkan siswa menuju ke konteks keilmuan yang ingin
dipelajari, dan disanalah siswa mampu menemukan dan memecahkan permasalahan
keilmuan yang akan ia pelajari.
Dunia pendidikan
telah diisi dengan berbagai sumber belajar, solusi menemukan ilmu pendidikan
sudah disiapkan oleh dunia moderen. Guru tidak lagi bersusah-susah berceramah
tentang apa yang akan dipelajari kepada siswa, karena siswa juga sudah belajar
apa yang guru belajar, google menjadi pembeda untuk zaman dahulu dan zaman
sekarang. Inilah yang menjadi problematika guru di era moderen ini. Dengan
berkembangnya dunia maka berkembang pula pola edukasi disemua jenjang
pendidikan. Yang menjadi pertanyaannya apakah guru hanya akan berserah dengan
keadaan zaman yang ada?
Tentu
saja tidak, kita tahu bahwa sebagian besar guru yang ada sekarang ini adalah
guru yang berasal dari zaman umar bakre, atau dengan kata lain mereka sudah ada
sebelum zaman ini berubah, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah guru
merupakan super power yang ada dalam dunia pendidikan. Dimana guru selalu
diperhadapkan dengan zaman yang berbeda, tetapi guru harus mampu berevolusi
sesuai dengan kebutuhan zaman. Sebagai guru berevolusi adalah hal yang positif,
dimana guru tidak boleh merasa nyaman dengan keadaannya akan tetapi guru harus
bisa keluar dari sona nyaman yang ada. Hal ini akan membantu guru untuk bisa
berkembang sesuai zaman yang di butuhkan.
Zaman
boleh berubah, tapi guru akan tetap menjadi bagian dalam pengembangan dunia pendidikan.
Hal inilah yang harus menjadi moto dan tolak ukur semua guru. Guru tidak bisa
dinilai dari zaman tapi guru akan dinilai dari kompetensi yang dimiliki. Sangat
susah kalua guru tidak mau berubah dari zaman nya ke zaman yang sedang
berkembang, karena segala pengembangan pendidikan dilakukan dengan progres
perkembangan zaman. Guru dulu harus mampu mengumpulkan referensi ilmu dari
buku-buku yang minim, bahkan yang lebih ironinya guru di pedalaman hanya
memiliki satu atau dua buku yang dijadikan referensi. Akan tetapi zaman telah
merubah itu semua. Ilmu ada dimana-mana, semua hanya membutuhkan kemauan dan
kemampuan dalam mengelola teknologi untuk memiliki apa yang selama ini tidak
dimiliki.
Pemerintah
telah membangun jalan untuk memodernisasi guru, segala program dan kegiatan
dilakukan hanya untuk memajukan mutu guru demi menciptakan SDM yang sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh zaman. System belajar selalu dilakukan revisi, dari
system belajar dalam kelas di buat system belajar di dunia maya. Hal ini
dilakukan hanya untuk memacu para guru bisa menjadi manusia moderen yang siap
membimbing dan menghasilkan penerus-penerus bangsa yang moderen pula.
Program
pemerintah untuk menciptakan dunia merdeka belajar merupakan hal yang nyata.
Dimana guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang tidak kaku dan
tidak terikat pada aturan yang semu, tetapi guru harus mampu menciptakan
suasana belajar yang kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan media
yang dapat di akses oleh seluruh siswa dimanapun berada. Tidak ada lagi siswa
yang ketinggalan pelajaran karena sakit, tidak ada lagi siswa yang tidak
mendapatkan pelajaran karena guru berhalangan masuk sekolah. Guru bisa
membangun pembelajaran dengan memanfaatkan fiture-fiture myang ada di zaman ini
untuk membentuk pendidikan lebih moderen. Pembelajaran tidak bisa dibatasi
dengan ruang dan waktu, dengan semangat guru maka semua itu dapat dicapai. Guru
memang diciptakan di zaman dulu tapi memiliki karakter jiwa yang moderen.
Banggalah jadi guru, karena ditangan mu ada pemahat masa depan yang sedang diukir.
No comments: