Meup on Ate, Tah on Usif yang memiliki arti: “Bekerja Seperti Hamba, Makan Seperti Raja”. Meup on Ate, Tah on Usif, merupakan istilah orang Timor (Atoni Pah Meto) di Kabupaten Timor Tengah Selatan sejak zaman Kolonial hingga saat ini. Secara Etimologi, tidak ditemukan data akurat dan penjelasan mengenai istilah Ini, kapan, dimana, dan oleh siapa istilah ini pertama kali dikemukakan, tetapi penulis mengajak pembaca untuk mamaknai arti penggalan kalimat tersebut tanpa mempermasalahkan asal-usulnya.
Penulis membagi kalimat tersebut menjadi 2 suku kata, yakni: Pertama: Meup on Ate, artinya bekerja seperti Hamba. Pada zaman kolonial, masyarakat dikelompokan menjadi 3 kelompok, orang Eropa sebagai penguasa, orang Timur Asing sebagai masyarakat kelas kedua dan golongan pribumi atau rakyat jelata (to ana/ate) dalam bahasa Timor. Kelompok rakyat jelata inilah yang dipekerjakan secara paksa dan diperhamba, bahkan setelah zaman kolonialisme, golongan masyarakat ini berkewajiban memberi Upeti Kepada Raja hingga sekitar tahun 50-an ketika Kefetoran beralih menjadi Kecamatan. Fakta sejarah inilah yang menjadikan mental masyarakat menjadi penyembah (hamba). Kedua: Tah on Usif, secara harfiah kata ini mengandung makna: "Makan Seperti Raja". Yang Telintas dipikiran kita ketika mendengar kata "Raja", identik dengan kemewahan, artinya dalam hal makan dan minum seorang Raja, tentunya makanan yang mengandung protein dan bergizi. Sedangkan makanan yang di konsumsi oleh hamba (ate) ala kadarnya, yang penting mengenyengkan, soal rasa tidak menjadi tolak ukur makanan yang dikonsumsi.
Merujuk pada latar belakang sejarah tersebut, masyarakat suku Dawan (Atoni Pah Meto) berpendapat bahwa untuk memperoleh kehidupan yang layak, makan makanan yang bergizi, hidup sejahtera dan mandiri dibutuhkan usaha dan kerja keras layaknya seorang hamba pada zaman itu, karena kesejahteran dan kemandirian tidak ditentukan oleh siapapun kecuali diri kita sendiri.
Di Era Modern sekarang ini, istilah "Meup on Ate, Tah on Usif" bukan lagi merujuk kepada defenisi tunggal (makanan dan minuman ), seperti raja dan bekerja seperti hamba, tetapi menjadi prinsip dan motifasi yang sangat kuat dalam diri masyarakat Suku Dawan (Atoni Pah Meto). Selanjutnya prinsip ini kemudian ditanamkan dalam diri kaum milenial suku Dawan hingga sekarang. Kaum milenial suku Timor saat ini terus belajar untuk berbenah, dengan tidak Lagi melihat dan membedakan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan tetapi lebih pada semangat untuk dapat menentukan nasibnya Sendiri, apakah kita akan "bekerja seperti raja, sakan seperti hamba? ataukah "bekerja seperti hamba, makan seperti raja? Mari berefleksi dan merubah diri kita sendiri.
Selamat membaca dan semoga catatan kecil ini dapat bermanfaat.
Salam Literasi.
Editor : Thomas Edison/SP
No comments: