Menindih kepalaku
Yang kuat rupanya
Tak bersahabat
Dengan kening yang berdarah
Menusuk belati
Yang datang sembah
Tangkai dan daun
Gaduh bermabuk-mabukan
Menjadi serpihan paling hina
Kolot ditepi kelopak mata
Entah daun itu
Mengiring makna
Ataupun buaian menjadi gerombolan
Berkepanjangan
Hati tak tahu
Melepas dahaga
Yang kini berembuk
Antara ada dan tiada
No comments: