Tanya hati melilit bumi pertiwi
Dimanakah awan hitam menjelagah?
Sekeras kemarau mengadu
Melahap kelah santana terkutuk
Pun tak menggapai terpetik bias
Hingga datang menghembus netra.
Kota sari berdetak antara ruang musim
Sembari menyusuri suasana mendung
Berlabuh mencari pesona
Hingga penjuru meratapi.
Tumpuk rasaku teriris
Disudut ruang Universitas Timor
Kaki melamar terik yang melampaui
Hingga kembali mendesut ruang kecil.
Hasilku menangkap siang
Tuk berbaris diatas alunan puisi
Damaikan segala yang hidup
Kuhantar kota sari kehujung janat kesucian.
No comments: