Aku berdiri
Melihat ke tanahku
Melihat ke hati ibu yang berduka oleh perkara anak-anaknya
Dan sejenak mengheningkan cipta
Mengenang Bapak Proklamator bermahkota keagungan
Bersama keanggunan Bunga Bangsa yang gugur dengan gagah
Demi mengibarkan kemerdekaan
Merebut kemerdekaan negeri ini dari cengkeraman penjajah keji
Mengumandangkan dengan megah pada 77 tahun yang silam: 17 Agustus 1945.
Kini tercatat sudah kenangan paling indah, sejarah paling keramat itu sebagai prasasti dalam sanubari.
Di puncak gunung Inerie
Aku berdiri melihat tanahku
Flobamorata tercinta
Gulungan laut Sawu yang menawan
Padang Savana Timor yang elok
Lekuk indah gemunung
Ebulobo hingga gunung Meja, Egon hingga Ile Mendiri dan Ile Ape, sampai Mutis sampai Lakaan bernyala
Hatiku terenyuh
Apakah kita ini
sudah benar-benar merdeka?
Ketika mendapati pelita di gubuk petani kehabisan kerosin
Mercuar perahu nelayan kehilangan harap
Lampu motor tukang ojek tak berkedip
Bunyi peluit tukang parkir tak merdu
Anak sekolah berjalan kaki ke sekolah tanpa kasut
Berkeluh dengan suara parau
"Kami belum merdeka,
Kami belum merdeka jika negara membiayai anak muda yang malas
Kami belum merdeka jika negara menjadi ladang panen uang oleh bandit koruptor
Kami belum merdeka jika hutan menjadi kota dan pohon-pohon dipermak jadi beton bangunan orang-orang berduit!"
Mungkinkah terlalu idealis
Keluh kesah ini?
Mengharapkan Bapak yang bermurah hati
Muara yang menampung keluh kesa ini
Mengulurkan atas nama Tangan tak kelihatan sumber mata air
dalam belanga di atas tampuk kepemimpinan yang sungguh demokratis!"
Dari puncak gunung Inerie
Aku bersajak
sebagai anak Timur yang sekian lama dilupakan
Berharap Bapak yang bermurah hati
Menciptakan payung teduh
Bagi Putra-Putru berdiri tegak memegang sang saka
Menancapkan pada liang waktu
Sebagai anak-anak petani, nelayan, tukang ojek, tukang parkir dan para fakir berseru
Ini sajak dari Nusa Tenggara Timur
Dalam tarian pusaka
Tebe, Likurai, Ja'i, gawi, dolo-dolo, hedong
Nusa Tenggara Timur
Sebagai negeri tercinta termakmur
Sebagi negeri terluhur terberkati
Selamanya
Kami ingin Merdeka sejak dari nurani dan pikiran
Terbebas dari masalah lupa ingatan di kepala Puan Tuan tentang kami.
Sewowoto, 11 Agustus 2022
Mantap
ReplyDeleteThe best
ReplyDelete